NYANYIAN PENA

Archive for the ‘Menganyam Kata’ Category

Nah, ini dia nih! Ada juga nih yang kudu kamu perhatiin. Ada saat-saat tertentu di mana sudah seharusnya bagi kamu-kamu yang sering bawa HP ke mana-mana untuk me-non-aktifkan sejenak HP-mu. Di antaranya adalah saat kamu sedang melakukan ibadah shalat, baik shalat wajib maupun shalat sunnah. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi jika ada yang menghubungimu di tengah shalat. Sebab, suara dering HP bisa mengganggu kekhusyu’an shalat. Terutama ketika shalat berjama’ah di masjid. Di samping mengganggu kekhusyu’an sholatmu, juga ganggu orang yang berada di sekitarmu, lebih-lebih bagi imam shalat.

Sayangnya, seringkali justru kita dapati sebagian orang yang membiarkan HP-nya dalam keadaan aktif ketika sedang shalat berjama’ah. Bahkan tak jarang suara dering HP-nya terdengar sangat keras. Di tambah lagi nada dering yang dipakai biasanya berupa musik atau suara yang aneh-aneh, seperti suara hewan, bayi menangis, kuntil anak (hi..hi..hi..hi…) dll. Tentu saja hal ini sangat mengganggu orang lain yang ada di sekitarnya yang sedang shalat.

Ada cerita begini. Di sebuah masjid yang terletak di daerah perkampungan, Baca entri selengkapnya »

Coba kamu bayangin seandainya buku karyamu ditaro di perpustakaan umum sekolah atau kampus yang ada di setiap kota dan daerah. Kemudian setiap hari dibaca dan dimanfaatkan oleh banyak orang. Maka, betapa besar pahala yang bakalan kamu dapat.

***

Sobat…

Barangkali kamu semua bertanya-tanya. Ngapain sih nulis buku? Nulis buku kan susah. Harus baca banyak literatur. Belum nyusun kata-kata yang bagus dan sesuai kaidah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Nilai Bahasa Indonesia saya aja cuma dapet 5,5. Itupun hasil nyontek. Jadi, bagaimana mungkin bisa nulis buku! Pokoknya susah deh! Susah…Susah…Susaaaaaah…!!!

Eeh, sabar dulu Sobat! Jangan teriak-teriak gitu. Belum nyoba kok udah bilang susah. Coba dulu atuh. Baru kemudian bisa bilang susah. Kalau belum dicoba, darimana kita tahu kalo nulis buku itu susah. Ya, nggak?!

Lagian, nulis buku itu nggak susah kok. Serius, saya nggak bo’ong. Buktinya, ada orang yang sekolah SD aja nggak tamat tapi bisa nulis buku. Udah gitu bukunya best seller lagi. Trus, ada juga lho pembantu rumah tangga yang bisa nulis buku. Anak-anak kecil sekarang (yang masih SD) banyak juga kok yang bisa nulis buku. Pokoknya menulis buku itu nggak susah kok. Menulis buku itu guampang. Kalo nggak percaya, coba deh kamu baca buku ini sampai selesai. Nanti kamu bakalan tau sendiri kalo menulis buku itu memang gampang pang…pang…paaaang….

Trus, kenapa sih kok harus nulis buku, kenapa nggak nulis tembok rumah tetangga aja?

Yee…itu mah vandalisme namanya. Nggak boleh kita nulis-nulis tembok rumah tetangga. Ntar kalo dimarahin sama yang punya rumah baru tahu rasa lho! Daripada nulis-nulis tembok tetangga, mendingan nulis-nulis tembok sekolah (Lho, kok!) Eh, nggak…nggak….becanda. Mendingan kamu nulis buku aja. Dijamin banyak manfaatnya deh. Pingin tahu apa aja manfaatnya? Baca entri selengkapnya »

Sebenarnya, royalti menulis buku biasanya itu 10 % atau 5 % sih? Bisakah Anda menjelaskannya kepada saya. Sebab, saya sering baca di buku-buku kiat menulis, yang selalu dijadikan contoh untuk jumlah royalti yang diberikan penerbit kepada penulis buku sebesar 10 %. Tapi kenyataannya, selama ini saya selalu mendapati penerbit yang memberikan royalti cuma 5 % dari harga buku di pasaran. Memang sih ada juga yang memberi 10 %, tapi dari harga netto (harga buku setelah dipotong 50%). Berarti sama aja bo’ong.

Untuk buku pertama saya, Baca entri selengkapnya »

Yang saya tahu, bentuk kerjasama antara penulis buku dengan penerbit secara umum ada dua. Pertama, royalti; sedangkan yang kedua, beli putus. Kalau royalti, penulis akan terus mendapatkan penghasilan selama bukunya masih terus dicetak. Sedangkan beli putus, penulis hanya mendapatkan penghasilan sekali saja, yaitu uang pembayaran naskah yang dibeli oleh penerbit. Setelah itu, penulis tidak akan mendapatkan apa-apa lagi, walaupun bukunya dicetak berulang kali. Demikian kira-kira yang saya pahami tentang sistem kerja sama bentuk ”royalti” dan ”beli putus”. Baca entri selengkapnya »

Kawan-kawan,

Saat ini saya sedang mengajukan naskah buku ke-8 saya yang saya beri judul ”PENULIS PEMULA JUGA BISA NULIS BUKU”. Buku ini saya tulis dengan tujuan untuk ngomporin orang -siapapun dia, apapun gelar dan profesinya- agar mau berbagi ilmu yang mereka miliki lewat perantaraan buku. Mohon doanya ya biar bisa cepet diterima penerbit, cepet diterbitkan, dan cepet laku (best seller).

Daftar isi bukunya kayak gini nih…

”PENULIS PEMULA JUGA BISA NULIS BUKU”

DAFTAR ISI

PENGANTAR PENULIS

BAB I: MENGAPA SAYA MENULIS BUKU ?

BAB II: MENULIS BUKU ITU GAMPANG

BAB III: BAGAIMANA SAYA MENULIS BUKU ?

BAB IV: MENGIRIM NASKAH

BAB V: BILA NASKAH KITA DITOLAK

BAB VI: MEMBEDAH BUKU

BAB VII: AYO, MENULIS !

BAB VIII: IDE MENULIS

BAB IX: AGAR MENULIS MENJADI MUDAH

BAB X: WRITER’S BLOCK

BAB XI: MENULIS DENGAN CINTA

BAB XII: SELAMAT MENULIS BUKU !

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

TENTANG PENULIS

Harapan saya sih buku ini bisa best seller hingga terjual jutaan eksemplar dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di dunia. Semoga ini bukan sekedar harapan… Amien ya Alloh…

(Sebuah Pengalaman Sederhana Dalam Membuat Penerbitan Buku Sendiri)

Sekarang kayaknya makin rame aja orang-orang ngebicarain tentang self publishing. Saya jadi tertarik untuk nyeritain sedikit pengalaman saya seputar nerbitin buku sendiri (self publishing). Walaupun pengalamannya terbilang sederhana dan biasa-biasa saja, namun kali-kali aja bisa memberi sedikit pencerahan buat mereka-mereka yang pingin nyoba nerbitin bukunya sendiri. Sekalian juga sebagai ajang pemanasan buat saya sebelum nulis buku tentang pengalaman sederhana saya di dunia tulis menulis. Dari mulai nulis artikel, nulis buku, nerjemahin kitab (Arab-Indonesia), bikin penerbitan sendiri, jadi editor di sebuah penerbitan buku, dll. Baca entri selengkapnya »

Kepada:
Sohibul Qolam
 
Assalamu'alaikum wr.wb.
Redaksi mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Saudara untuk
menerbitkan naskah berjudul "XXXXXXXX" di XXX.
 
Karya Saudara tersebut belum bisa XXX terbitkan. Pertimbangannya,
kurang ada kebaruan dalam gagasan dan penyajian tulisan naskah.
 
XXX dengan senang hati akan tetap menantikan naskah-naskah Saudara
berikutnya dengan topik menarik, ide/perspektif yang unik, dan
penceritaan/pengisahan yang baru dan tidak klise.
 
 
Wassalamu'alaikum wr.wb.
 
Yogyakarta, 15 Mei 2008

8 LANGKAH SEDERHANA MENULIS BUKU

(Studi Kasus Penulisan Buku “Ngerokok Bikin Kamu ‘Kaya’”

Langkah Kedua: Membuat Judul Tentatif

Setelah menentukan tema tulisan, langkah kedua yang saya lakukan adalah Baca entri selengkapnya »


PELATIHAN BAHASA ARAB

PELATIHAN BAHASA ARAB

PELATIHAN BAHASA ARAB

PELATIHAN BAHASA ARAB

PELATIHAN BAHASA ARAB

PELATIHAN BAHASA ARAB

PENANGGALAN

Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Blog Stats

  • 16.382 hits